Gadis
Kecil Ku
Gadis
kecilku, lenyap bahagimu sirna terlindas hari
Singkirkan
ilalang penghalang jalan
Pernah
sesekali kau ajak aku tersenyum
Hingga
aku terpaku pada indahnya dirimu
Ku
tatapi begitu dalam matamu
Hingga
ku temukan sisa sisa tetesan air mata
Yang
entah mengapa masih tersisa dalam matamu
Aku
larut saat itu
Aku
terbuai saat itu
Gadis
kecilku
Ketegaran
mu membuat semuanya menjadi baik baik saja
Ketegaranmu
membuat aku tak pernah sesekali merasa kau begitu jauh dariku
Ketegaran
mu membuat aku terbangun dari mimpi dan memandangmu begitu biasa
Kau
tersamar sedih dalam senyummu
Kau
tersamar kelabu dalam sinarmu
Kau
tersamar indah dalam dukamu
ku
titih jalan ini setapak demi setapak
buih
laksana permadani kau ubahinya
terjatuh
aku pada kebisuan
tersandar
aku dalam ketenangan
Gadis
kecilku, kau ajarkan aku bagaimana menjadi tegap dalam kebimbangan
Kau
ajarkan aku menjadi kuat dalam kerapuan
Kau
ajarkan aku menjadi tetap maju meski kau tahu seribu setan luka kan
menghampirimu
Kau
singgasanakan hati dalam gubuk dukamu
Kau
permaisurikan cinta dalam deritamu.
Gadis
kecilku, tak tahu harus berapa banyak lagi air mata yang kau ubah menjadi tawa
kecilmu
Bergetar
sedih bibirmu dalam sejuta senyummu. Kau munafikan perasaan agar kau selalu
tetap tegar
Namun
aku tetap temukan kau dipojok dilemma menghampiri dengan nafas yang tersisah
Aku
rangkul semua dalam cerita kita cerita gadis kecilku
Kau
pecahkan kerasnya karam kehidupan
sepuluh
jari lembutmu kau balut darah kental
memerah
tanganmu tak kau pernah terpedulikan
Gadis
kecilku, 19 tahun usiamu sirnah dilahap mimpi
Mimpi
mimpi yang begitu kau takuti dalam tidur
Sehingga
tak hayal bagimu untuk bersedih
Ribuan
butiran air mata kau tumpahkan diatas alas kepala
Memerah
matamu bah tersengat besi panas
Kau
genggam besi itu
Dan
tak sekali pernah kau sesali apa yang telah kau lakukan
Lagi
dan lagi hanya untuk igau igau malam mu
Kau
datang kali ini dalam cerita kecilmu
Kau
bawa seribuh sangkar masalahmu
Kau
tinggalkan beban berat dipundakmu
Ku
rasakan pundakku basah seketika menjadi panas
Aku
tahu kau ikhlas menangis saat itu
Tetes
tetes air mata kau usap sendiri
Aku
dapati tangan yang dahulu indah kini kasar memerah
Aku
tahu kau merasakan kerasnya dunia mu
Demi
yang mengatur matahari disebelah timur dan tenggelam disebelah barat
Aku
mohon ampun padamu tuhanku,
Pertemukan
gadis kecilku dengan bahagianya
Jangan
biarkan matanya mengering karena sedihnya
Jangan
biarkan semua tawanya ternggut sedih
Cukuplah
dukanya saat ini
Cukuplah
ceritanya sampai disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar