Sabtu, 31 Januari 2015

Gadis kecilku



Gadis Kecil Ku

Gadis kecilku, lenyap bahagimu sirna terlindas hari
Singkirkan ilalang penghalang jalan
Pernah sesekali kau ajak aku tersenyum
Hingga aku terpaku pada indahnya dirimu
Ku tatapi begitu dalam matamu
Hingga ku temukan sisa sisa tetesan air mata
Yang entah mengapa masih tersisa dalam matamu

Aku larut saat itu
Aku terbuai saat itu

Gadis kecilku
Ketegaran mu membuat semuanya menjadi baik baik saja
Ketegaranmu membuat aku tak pernah sesekali merasa kau begitu jauh dariku
Ketegaran mu membuat aku terbangun dari mimpi dan memandangmu begitu biasa
Kau tersamar sedih dalam senyummu
Kau tersamar kelabu dalam sinarmu
Kau tersamar indah dalam dukamu

ku titih jalan ini setapak demi setapak
buih laksana permadani kau ubahinya
terjatuh aku pada kebisuan
tersandar aku dalam ketenangan

Gadis kecilku, kau ajarkan aku bagaimana menjadi tegap dalam kebimbangan
Kau ajarkan aku menjadi kuat dalam kerapuan
Kau ajarkan aku menjadi tetap maju meski kau tahu seribu setan luka kan menghampirimu
Kau singgasanakan hati dalam gubuk dukamu
Kau permaisurikan cinta dalam deritamu.

Gadis kecilku, tak tahu harus berapa banyak lagi air mata yang kau ubah menjadi tawa kecilmu
Bergetar sedih bibirmu dalam sejuta senyummu. Kau munafikan perasaan agar kau selalu tetap tegar
Namun aku tetap temukan kau dipojok dilemma menghampiri dengan nafas yang tersisah
Aku rangkul semua dalam cerita kita cerita gadis kecilku
Kau pecahkan kerasnya karam kehidupan
sepuluh jari lembutmu kau balut darah kental
memerah tanganmu tak kau pernah terpedulikan
Gadis kecilku, 19 tahun usiamu sirnah dilahap mimpi
Mimpi mimpi yang begitu kau takuti dalam tidur
Sehingga tak hayal bagimu untuk bersedih
Ribuan butiran air mata kau tumpahkan diatas alas kepala
Memerah matamu bah tersengat besi panas
Kau genggam besi itu
Dan tak sekali pernah kau sesali apa yang telah kau lakukan
Lagi dan lagi hanya untuk igau igau malam mu

Kau datang kali ini dalam cerita kecilmu
Kau bawa seribuh sangkar masalahmu
Kau tinggalkan beban berat dipundakmu
Ku rasakan pundakku basah seketika menjadi panas
Aku tahu kau ikhlas menangis saat itu
Tetes tetes air mata kau usap sendiri
Aku dapati tangan yang dahulu indah kini kasar memerah
Aku tahu kau merasakan kerasnya dunia mu

Demi yang mengatur matahari disebelah timur dan tenggelam disebelah barat
Aku mohon ampun padamu tuhanku,
Pertemukan gadis kecilku dengan bahagianya
Jangan biarkan matanya mengering karena sedihnya
Jangan biarkan semua tawanya ternggut sedih
Cukuplah dukanya saat ini
Cukuplah ceritanya sampai disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar