1. Observatorium Bosscha
Observatorium Bosscha merupakan salah
satu tempat peneropongan bintang tertua
di Indonesia. Observatorium
Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische
Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda
yang berlokasi di Lembang, Jawa Barat,
sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan
koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6°
49' Lintang Selatan.
2. John Mauritz Mohr
John
Mauritz Mohr, pendeta Belanda kelahiran Jerman, tiga abad silam telah membangun
observatorium pribadi di Batavia (Jakarta). Hasil pengamatan Mohr, diperoleh
gambaran adanya transit Venus tahun 1761 dan 1769 yang kemudian dipublikasikan
dalam Philosophical Transactions.
3. Teleskop
Refraktor Double zeiss
Teleskop
ini merupakan jenis refraktor (menggunakan lensa) dan terdiri dari 2 teleskop
utama dan 1 teleskop pencari (finder) digunakan untuk berbagai penelitian
astronomi, antara lain untuk pengamatan astrometri, khususnya untuk memperoleh
orbit bintang ganda visual.
4. Teleskop
Schnmidt Bimasakti
Teleskop
Schmidt Bima Sakti mempunyai sistem optik Schmidt sehingga sering disebut
Kamera Schmidt digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti,
mempelajari spektrum bintang,
mengamati asteroid, supernova, Nova
untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek
langit.
5. Teleskop
Refraktor Bamberg
Jenis
teleskop dengan diameter lensa 37 cm dilengkapi dengan fotometer fotoelektrik
tipe DC yang digunakan untuk mendapatkan skala terang bintang dan melihat
bulan.
6. Teleskop
refraktor tunggal unitron
Teleskop
Unitron adalah teropong refraktor dengan lensa obyektif berdiameter 102 mm dan
panjang fokus 1500 mm digunakan untuk melakukan pengamatan hilal,
pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan
pemotretan bintik matahari serta
pengamatan benda-benda langit lain.
7. Teleskop
Refraktor Caassegrain Goto
Teleskop
Goto berjenis reflektor Cassegrain dengan diameter cermin utama 45 cm dapat
digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang.
Dilengakapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer.
8. Astrofisika
Astrofisika adalah cabang astronomi yang
berhubungan dengan fisika jagad raya, termasuk
sifat fisik (luminositas, kepadatan, suhu, dan
komposisi kimia) dari objek astronomi seperti planet, bintang, galaksi dan medium antarbintang, dan
juga interaksinya.
9. Karel
Albert Rudolf Bosscha
Karel Albert Rudolf Bosscha (lahir di Den Haag, Belanda, 15 Mei 1865 ) adalah seorang Belanda yang
membangun sebuah observatorium untuk memajukan ilmu astronomi di Hindia Belanda
yang kemudian di kenal sebagai Observatorium Bosscha.
10. Mr. Dr. Dirk Fock
Mr. Dr. Dirk Fock (lahir di Wijk bij Duurstede, 19 Juni 1858 – adalah
seorang Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang meresmikan Observatorium Bosscha pada tanggal 1 Januari 1923.
11. Fotometri
Fotometri
adalah suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran besaran serapan
sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna dengan menggunakan
detektor fotosel, dimana besaran ini merupakan fungsi dari kandungan komponen
tertentu yang melakukan penyerapan. Pada kolorimeter visual kita melihat
intensitas warna dengan mata telanjang.
12. Galaksi
Kata
galaksi berasal dari bahasa Yunani galaxias
(γαλαξίας), yang berarti "seperti susu," yang merujuk pada galaksi Bima Sakti (bahasa
Inggris: Milky Way [jalan susu]). alaksi adalah sebuah sistem masif yang terikat gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang (dengan
segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang hitam), gas dan debu medium antarbintang, dan materi gelap–komponen
yang penting.
13. Komet
Kata
"komet" berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti "rambut panjang". Komet adalah
benda langit yang
mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis.
14. Asteroid
Asteroid, pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran
lebih kecil daripada planet, tetapi lebih
besar daripada meteoroid,
umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih
dalam dari orbit planet Neptunus).
15. Jagad
Raya
Alam Semesta dapat
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan
segala bentuk materi serta energi.
Istilah Semesta atau Jagad Raya dapat digunakan dalam indra kontekstual yang
sedikit berbeda, yang menunjukkan konsep-konsep seperti kosmos, dunia, atau alam.
16. Spektograf
Sebuah
spektograf adalah suatu alat yang
memisahkan cahaya menurut panjang gelombangnya masing-masing dan merekam hasil
dari spektrum elektromagnetik dalam suatu detektor. Spektograf adalah
salah satu jenis spektrometer dan
digantikan oleh spektroskop untuk aplikasi
ilmiah.
17. Spektroskopi
Spektroskopi adalah ilmu yang
mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang
dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.
18. Bintang
19. Star
cluster (gugus bintang)
Gugus bintang, adalah kelompok bintang yang
terjadi dekat satu sama lain dalam ruang, tampaknya memiliki usia kira-kira
sama, dan karena itu, tampaknya memiliki asal mula yang sama.
20. Supernova (bintang meledak)
Supernova
adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang
memancarkan energi lebih banyak dari nova. Peristiwa
supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang
21. Luar angkasa (antariksa)
Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang
relatif kosong dari Jagad Raya, di
luar atmosfer dari
benda "celestial".
22. Astronomi
Astronomi ialah cabang ilmu alam yang
melibatkan pengamatan benda-benda langit
(seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang
terjadi di luar atmosfer Bumi
(misalnya radiasi latar belakang kosmik (radiasi CMB))
23. Orbit
Orbit
adalahsebuah jalan yang dilalui oleh
objek, di sekitar objek lainnya, di dalam pengaruh dari gaya
tertentu.
24. Foton
Foton
adalah partikel elementer dalam
fenomena elektromagnetik.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi
elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.
25. Fotoelektrik
Fotoelektrik
dalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi benda yang melewati radiasi sinar
yang dipancarkan oleh sensor, yang kemudian dipantulkan kembali ke receiver
sensor. Sensor ini bersifat seperti saklar. Apabila sensor mendeteksi benda
maka saklar akan ON, apabila tidak mendeteksi benda maka sensor OFF.
26. Transit Venus
Tanggal 6 Juni
1761, Gerrit de Haan, Pieter Jan Soale dan Johan Maurits Mohr berhasil
mengamati transit venus menggunakan dua teleskop reflektor Gregorian dengan
panjang fokus 18 dan 27 inchi, sebuah oktan, dan jam saku. Delapan tahun
kemudian, Mohr mencoba untuk mengamati lagi tapi terkendala oleh langit
mendung.
Ekspedisi
ilmiah yang dilakukan banyak negara pada pengamatan fenomena transit berikutnya
di tahun 1874 dan 1882 memberikan hasil yang mengecewakan. Penentuan waktu
kontak yang akurat tidak dapat dilakukan karena ada "black drop
effect" yang menyebabkan tepi piringan Venus tampak melekat ke piringan
Matahari. Analisis modern menunjukkan bahwa "black drop effect"
diakibatkan oleh "seeing" akibat turbulensi atmosfer bumi.
Jarak ke
Matahari dan planet-planet kini dapat diukur sangat akurat, sehingga fenomena
transit Venus tahun 2004 dan 2012 tidak memiliki nilai ilmiah yang besar.
Namun, peristiwa ini sangat langka sehingga sayang untuk dilewatkan.
27. Prof.Dr.Bambang Hidayat
Pada tahun 1968, Bambang diberi kehormatan untuk dapat memimpin
Observatorium Bosscha dan Departemen Astronomi
ITB, menggantikan Prof. Dr. The Pik Sin yang pindah ke Universiteit van Amsterdam. Pada akhir 1976, Bambang diangkat
menjadi guru
besar penuh di ITB dalam bidang astronomi. Jabatan ketua departemen
astronomi dipegang hingga tahun 1978 dan direktur observatorium
dipegang hingga tahun 1999.
Pada September 2004, pada usia ke-70, Bambang resmi pensiun dari ITB dan
menjadi Guru Besar Emeritus.
28. Prof. Dr.Jan Hendrik Oort
Prof. Dr.Jan Hendrik Oort astronom Leiden Belanda yang peduli
terhadap kelangsungan Observatorium Bosscha. Berkat usaha keras mereka dan
berbagai pihak lainnya, Observatorium Bosscha berhasil dioperasikan kembali
secara normal. Tanggal, 17 Oktober 1951, NISV menyerahkannya pada pemerintah
RI. Setelah Institute Teknologi Bandung berdiri tahun 1959, Bosscha menjadi
bagian dari ITB. Sejak itu, Bosscha berfungsi sebagai lembaga penelitian dan
pendidikan formal Astronomi di Indonesia, yang kemudian melahirkan astronom
senior Indonesia, seperti; Prof. Bambang Hidayat.
29. GB van Albada
GB van Albada yang menjadi direktur Observatorium
Bosscha hingga tahun 1960. Berkat usaha keras berbagai pihak terutama Hins dan
van albada, Observatorium Bosscha dapat beroperasi kembali secara normal sebagai
tempat pengamatan benda langit.
30. A.De Sitter
Perang Dunia berkecamuk, observatorium Bosscha
banyak mengalami kerusakan. Ditambah lagi perpanjangan perang kemerdekaan.
Direktur observatorium Bosscha yang diangkat Tahun 1939 A.de sitter (putra
direktur Observatorium Leiden)ditawan tentara Jepang dan meninggal dalam kamp
tawanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar