Minggu, 14 Desember 2014

Penciptaan Alam semesta Big Bang




ASTRONOMI
1.      TEORI BIG BANG
Dari  teori yang telah dikethui tentang terjadinya alam semesta dengan isyarat Allah dalam Al-Qur'an bahwa alam semesta tadinya merupakan satu gumpalan, Dia berfirman dalam surat Al-Ambiya' ayat 30.
 

Artinya : "Tidakkah orang kafir memperhatikan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu yang padu (gumpalan) kemudian kami memisahkannya, kami jadikan air segala sesuatu yang hidup, maka mengapa mereka tidak juga beriman?"
Al-Qur'an tidak menjelaskan secara detail bagaimana terjadinya pemisahan itu, namun apa yang dikemukakan di atas tentang perpaduan alam semesta ini dibenarkan oleh para ilmuan yang telah terkenal dengan teori ledakan besar atau Big-Bang.

2.      PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA DALAM ENAM MASA DALAM AL-QUR’AN

Seperti diterangkan dalam Surat Al A’raf ayat 54, alam semesta ini diciptakan selama 6 masa.

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

Artinya :
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

 

 

 

Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Qur’an atau kitab lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Qur’an. Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 :


Artinya :

 (27). Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya,   (28). Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,   (29). dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang.  (30). Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.  (31). Ia memancarkan daripadanya mata airnya dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.  (32). Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,  (33). (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.

Ayat di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:

*      Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali

Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut , terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah. Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi . Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga).
*      Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauhi.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.


*      Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil. Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
*      Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya,[i] “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutbagi Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
*      Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air. Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
*      Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi. Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi,
”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Al-Qur’an, sejak kemunculan alam semesta hingga terciptanya manusia.

3.      TEORI HUBBLE DALAM AL-QUR’AN
Edwin Hubble menetapkan teori bahwa : Galaksi-galaksi di alam semesta ini semuanya bergerak menjauhi pusat alam semesta dengan kecepatan yang sangat tinggi atau dapat dikatakan bahwa alam semesta ini mengembang kesegala arah.
Dalam      Al  Qur'an,    yang    diturunkan     14   abad   silam    di  saat   ilmu astronomi masih terbelakang,      mengembangnya          alam     semesta digambarkan sebagaimana berikut ini: Q.S Adz-Dzariyat:47
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat   dalam Al-Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta.Di sini sekali lagi, kata tersebut   digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam AlQur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yangkesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa   permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi   modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa    bergerak dan mengembang. Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara Fakta ini dibuktikan  juga dengan menggunakan data pengamatan terus-menerus pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling   menjauhi.   Sebuah   alam peristiwa mengembangnya semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain,  berarti   bahwa    alam    semesta     tersebut    terus-menerus "mengembang" Pengamatan yang dilakukan di   tahun-tahun  berikutnya memperkokoh fakta   bahwa    alam  semesta terus   mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al-Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.



4.      TEORI G.P KUIPER
 Pada tahun 1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui di  luar tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori teori yang telah dikemukakan yang mengandaikan bahwa matahari serta semua planet berasal dari gas purba yang ada di ruang angkasa, pada saat ini, terdapat banyak kabut dan gas dan diantara gas dan diantara kabut terlihat dalam proses melahiran bintang. Kabut gas yang tipis tpis di ruang angkasa itu, karena gaya tarik gravitasi antar molekul dalam kabut itu, lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang semakin lama semakn padat. Pemadatan ini dimungkinkan oleh sifat gas semacam itu yang selalu terjadi gerakan. Gerakan itu semakin lama menjadi gerakan berPutar yang memipihkan dan memadatkan gas kabut itu. Satu atau dua gumpalan materi memadat di tengah  (Matahari) sedangkan gumpalan yang kecil akan melesat dilingkungan sekitarnya (planet).
Maka disinilah letak perbandingan konsepsi fisika tentang penciptaan alam dengan ajaran yang ada didalam Al-Qur'an.
QS Fushshilat : 11 Allah berfirman:

ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
Artinya:
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

5.      KONSEPSI ALAM SEMESTA NEWTON
perkembangan ilmu kimiawi yang sejak lama mengkaji proses-proses kimiawi mengajarkan bahwa dalam reaksi yang bagimanapun materi itu kekal. Maka bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsepsi Newton itu adalah besarnya alam semesta tidak terhingga dan materinya tidak akan pernah tiada, eksistensi alam ini juga tidak terhingga lamanya.
Konsepsi Newton ini telah menghancurkan konsepsi kuno yang menganggap bahwa alam ini dikelilingi oleh bola langit yang raksasa tempat menempelnya bintang-bintang. Namun, konsepsi Newton bertentangan dengan kenyataan observasi abad ke-20, serta ajaran Agama yang menyatakan bahwa alam semesta tidak kekal, dan diciptakan Tuhan pada saat tertentu. Konsepsi kuno itu pun juga salah bahwa bola langit yang dipercayai keberadaannya tidak berkembang atau tidak meluas itu bertentangan dengan Al-Qur'an surat Adz-Zaariyaat ayat 47. karena memang janggal kalu semua bintang-bintang berada dipermukaan bola langit. Ayat ini pula yang membantah konsepsi Newton tentang tidak terhingga alam semesta, sebab sesuatu yang tidak terhingga besarnya seperti alam konsepsi Newton, tidak dapat dibesarkan atau diluaskan lagi begitu pula tentang kekekalan alam semesta tersebut. Ia dibantah oleh Al-Qur'an yang menjelaskan scenario hancurnya alam semesta dalam surat Al-Anbiya', ayat : 104 :




"Pada Hari kami gulung ruang waktu (alam semesta) laksana menggulung lembaran tulis, sebagaimana kami telah memulai awal penciptaan, itulah janji yang akan kami tepati, sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya".
Disitulah sebenarnya arti dari kata kalimat yang akan terjadi pada waktu yang Allah tentukan, dan itu pun terjadi secara rahasia, dan tiba-tiba, serta waktunya sudah dekat. Seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an surat Al-Mu'min ayat : 59 yaitu


"Sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (mempercayainya)".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar