Minggu, 14 Desember 2014

Teori Kabut

1.       Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuwan yaitu Imanuel Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon LaPlace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan  LaPlace mengemukakan pada tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothes.
Menurut Kant , pada awalnya alam raya merupakan gumpalan kabut ( nebula) yang mengandung debu dan gas, terutama gas helium dan hidrogen. Kabut bergerak dan berputar dengan kecepatan yang sangat lambat sehingga lama kelamaan suhunya menurun dan massanya terkonsentrasi. Kemudian perputaran nya menjadi lebih cepat sehingga membentuk sebuah cakram dengan massa terpusat di tengah-tengah cakram. Perputaran yang semakin cepat menyebabkan terbentuk cincin atau gelang-gelang gas yang memisahkan diri dari bagian luar cakram sehingga terbentuk suatu cakram yang Menurut LaPlace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin membentuk bola besar. Kemudian terjadi proses pendinginan dan pengkerutan sehingga bola mengecil membentuk cakram yang berputar makin cepat. Selanjutnya sebagian massa gas pada bagian luar cakram menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk cincin-cincin. Cincin ini kemudian membentuk gumpalan padat sehingga terbentuklah planet-plenet dan satelit, sedangkan bagian massa gas yang ditinggalkan di bagian pusat piringan pada inti membentuk matahari.


 


 (Penggambarateori kabut menurut Kant) Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clerk-Maxwell yang memberikan kesimpulan bahwa, bila bahan pembentuk planet terdistribusi di sekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet.Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin LaPlace, menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik matahari telah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin gas dapat membeku membentuk planet. Sehingga para ilmuwan saat itu tidak menerima teori ini lagi ketika memang pengujian bahan percobaan itu menunjukkan hasil yang berbeda dengan apa yang dikemukakan ilmuwan Kant – Laplace.
2.       Teori Big Bang
Teori Big-bang ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari suatu ledakan besar yang bermula dengan ketiadaan dimana materi, energi dan waktu belum ada. Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang juga sangat besar. Kemudian massa tersebut meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu kemudian bergerak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu membentuk kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang yang terus bergerak menjauhi titik pusatnya. Hal ini juga didukung berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh para ahli dengan melibatkan peralatan-peralatan mikroskopis/teleskop canggih. Satelit COBE yang diluncurkan oleh NASA pada tahun 1992 telah berhasil menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big-bang.
Berdasarkan pengamatan dengan teleskop, Edwin Hubble pada tahun 1992 menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Pada abad ke-20, fisikawan Rusia, yakni Alexander Friedmann dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Menurut teori Big-bang ini, ada beberapa massa yang penting selama terjadinya alam semesta, yakni :
1)   Massa batas dinding Planck, saat umur alam semesta 10-43 detik.
2)   Massa Jiffy, saat umur alam semesta 10-23.
3)   Massa Quark, saat alam semesta berumur 10-4 detik.
4)   Massa pembentukan Lipton, saat alam semesta berumur setelah 10-4.
5)   Massa radiasi, saat alam semesta berumur 1 detik sampai 1 juta tahun.
6)   Massa pembentukan galaksi, massa pada saat alam semesta berumur 108 109 tahun.
7)   Massa pembentukan tata surya, massa pada saat alam semesta berumur 4,5 x 109 tahun.
3.     Teori Newton
Di tempat lain para ilmuwan sibuk mengusulkan teori lain tentang terciptanya tata surya. Bagi para ilmuwan, formasi tata surya sangat menarik karena keteraturan planet-planet mengelilingi matahari. Bersamaan dengan itu, satelit planet juga mengitari planet induknya. Izaac Newton (1642-1727) yang memberi dasar teori mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton atau Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori dualistic menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbentuk pada waktu yang berbeda.
4.    Teori Dualistik dan Katastrofi
Tahun 1745, George Comte de Buffon (1701-1788) dari Perancis mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahan dari teori Buffon tidak bisa menjelaskan asal datangnya komet. Ia hanya mengasumsikan bahwa komet jauh lebih massif dari kenyataanya.
5.      Teori Nebula
Setelah adanya teleskop, William Herschel (1788-1822) mengamati adanya nebula yang awalnya dianggap kumpulan gas yang gagal menjadi bintang. Tahun 1791, ia melihat bintang tunggal yang dikelilingi oleh Hallo yang terang. Asumsi inilah yang kemudian berkembang dan menarik kesimpulan sementara bahwa bintang itu terbentuk dari nebula dan hallo. Teori nebula semakin mantap setelah Pierre Laplace (1749-1827) menyatakan awan gas dan debu yang berputar secara perlahan akan menjadi padu akibat gravitasi. Pada saat padu momentum sudut dipertahankan melalui putaran yang dipercepat sehingga terjadi pemipihan. Selama dalam kontraksi, materi dipusat pusaran menjadi matahari dan materi yang terlepas dan memisahkan diri dari piring pusaran membentuk sejumlah cincin. Materi yang disekitar cincin juga membentuk pusaran yang lebih kecil dan terciptalah planet-planet.
Astrologi
            Astrologi adalah ilmu yang menghubungkan antara gerakan benda-benda tata surya (planet, bulan, dan matahari) dengan nasib manusia. Karena semua planet, matahari, dan bulan beredar di sepanjang lingkaran ekliptika, otomatis mereka semua juga beredar di antara zodiak. Ramalan astrologi didasarkan pada kedudukan benda-benda tata surya di dalam zodiak. Seseorang akan menyandang tanda zodiaknya berdasarkan kedudukan matahari di dalam zodiak pada tanggal kelahirannya. Misalnya, orang yang lahir awal Desember akan berzodiak Sagitarius, karena pada tanggal tersebut Matahari berada di wilayah rasi bintang Sagitarius. Kedudukan Matahari sendiri dibedakan antara waktu tropikal dan waktu sideral yang menyebabkan terdapat 2 macam zodiak, yaitu zodiak tropikal dan zodiak sideral. Sebagian besar astrolog Barat dan astrolog Indonesia menggunakan zodiak tropikal, dan sejak kini seluruh Dunia Menggunakan zodiak tropical.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar