A.
Partikel Dasar Penyusun Inti
Atom
Konsep adanya inti atom pertama kali dinyatakan oleh
Rutherford (1911) dari hasil serangkaian eksperimennya untuk menguji model atom
yang dikemukakan oleh Thomson dengan percobaan yang terkenal dengan nama
hamburan Rutherford. Dari eksperimen ini Rutherford menyimpulkan bahwa massa
seluruh atom terkumpul pada suatu titik yang disebut inti atom yang bermuatan
positif. Muatan positif yang terdapat pada inti atom sama dengan jumlah muatan
elektron yang bergerak mengelilingi inti. Partikel yang bermuatan positif dalam
inti atom disebut proton. Kemudian
ditemukannya neutron oleh James Chadwick
(1932) yang juga merupakan partikel yang ada dalam inti atom tetapi tidak
bermuatan (netral). Dengan demikian inti atom tersusun oleh dua partikel
yaitu proton dan
neutron, proton bermuatan positif sedang-kan neutron netral yang
selanjutnya proton dan neutron ini disebut
nukleon atau nuklida.
Massa neutron hampir sama dengan proton, hanya sajamassa
neutron lebih besar sedikit dibandingkan massaproton. Ukuran inti atom berkisar
pada 10-15 m, sehingga massa partikelnya sangat kecil. Satuan massa
untuk inti atom dipakai satuan massa atom yang disingkat sma di mana 1 sma = 1,6604 × 10-27 kg. 1
sma didefinisikan sama dengan 1/12 massa
atom 6C12.
Inti atom dilambangkan ZXA dengan
X menyatakan nama inti atom, Z
menyatakan nomor atom, dan A menyatakan
nomor massa atom. Misalnya inti atom karbon memiliki nomor atom 6 sedangkan
nomor massanya 12, maka lambang atom karbon tersebut dituliskan 6C12
. Nomor atom menyatakan jumlah proton
dalam inti atom atau jumlah elektron yang mengelilingi inti dan nomor massa
menyatakan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom atau jumlah
nukleon, sehingga Jumlah neutron dalam suatu
atom sama dengan selisih antara nomor
massa dan nomor atom, atau A – Z.
Tabel 1 menunjukkan massa dan muatan dari ketiga
pertikel tersebut
Tabel 1
|
PARTIKEL
|
MASSA (G)
|
MUATAN
|
PENEMU
|
|
|
COULUMB
|
SATUAN MASSA
|
|||
|
Electron
|
9,10939 x 10-28
|
-1,6022 x 10-19
|
-1
|
J.J. Thompson
|
|
Proton
|
1,67262 x 10-24
|
-1,6022 x 10-19
|
+1
|
Goldstein
|
|
Neutron
|
1,67493 x 10-24
|
0
|
0
|
Chadwick
|
B.
Defek Massa Dan Energi Ikat
Inti
Hubungan antara massa inti atom dengan energi ikat
intidapat dijelaskan dengan teori yang dikemukakan oleh Albert Einstein yang
menyatakan hubungan antara massa dan energiyang dinyatakan dalam persamaan E = mc2. Di mana E adalah energi yang timbul apabila sejumlah
m (massa) benda berubah menjadi energi dan c
adalah cepat rambat gelombang cahaya.
Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil
dari jumlah massa nukleon pada inti atom tersebut, penyusutan/pengurangan massa
ini disebut defek massa. Besarnya penyusutan massa inti akan berubah menjadi
energi ikat intiyang menyebabkan nukleon dapat bersatu dalam inti atom.
Besarnya energi ikat inti dapat diketahui jika besarnya defek massa inti
diketahui. Besarnya defek massa dinyatakan dengan selisih jumlah massa seluruh
nukleon (massa proton dan neutron) dengan massa inti yang terbentuk yang dapat
dinyatakan dalam persamaan
Dengan:
∆m = defek massa
mp = massa proton
mn = massa neutron
Z = jumlah proton dalam inti
(A-Z)
= jumlah neutron dalam inti
Defek massa atau susut massa timbul karena untuk menyusun
inti diperlukan energi yang mengikat semua nukleon, yang disebut
energi ikat (binding energy), yang diperoleh dari massa inti. Berdasarkan teori
relativitas E instein mengenai kesetaraan antara massa dan energidiberikan oleh:
ΔE =
( Δm ) c2 (2)
dengan c adalah kecepatan cahaya.
Menurut hasil
pengukuran yang teliti jika massa 1 sma
berubah menjadi
energi setara dengan energi sebesar 931 MeV
(Mega elektron volt)
atau 1 sma = 931 MeV, sehingga besarnya
energi ikat inti
dapat dinyatakan :
ΔE
= Δm × 931 MeV/sma (3)
dengan :
Δm = defek massa
ΔE =
energi ikat inti
Pada umumnya, inti yang memiliki nukleon yang lebih
besar memiliki tingkat stabilitas inti yang rendah. Sehingga, tingkat
stabilitas suatu inti ternyata tidak selalu ditentukan oleh besarnya energi
ikat inti. Karena itu, besarnya energi yang berhubungan langsung dengan stabilitas inti adalah energi ikat
pernukleon yang besarnya dapat dihitung
melalui persamaan:
Dengan:
En : Energi ikat
per nucleon
E : energi ikat inti
A : jumlah nukleon
C.
Gaya Ikat Inti
Gaya Inti adalah gaya yang mengikat
nukleon-nukleon, dengan kata lain gaya
antarnukleon. Gaya Inti ternyata amat kuat tetapi jangkauannya amat
pendek, dan tidak tergantung jenis
nukleon, yaitu gaya antara proton dengan proton sama dengan gaya
ntara proton dengan neutron,
maupun antara neutron dengan neutron. Ini berarti, bahwa gaya inti tidak
bergantung pada muatan listrik nukleon ( charge independent). Selanjutnya,
ternyata gaya inti itu bersifat jenuh (saturated ), yaitu setiap nukleon hanya
tarik-menarik dengan nukleon di sekitarnya, seperti halnya gaya Van der
Walls antarmolekul cairan. Sifat
jenuh gaya inti ini diamati ber dasarkan
kejenuhan tenaga ikat per nukleon yang sekitar 8 MeV untuk semua unsur yang
bilangan massanya A melebihi 60 seperti
yang diperlihatkan oleh grafik pada gambar dibawah

Gambar 2.1: grafik gaya inti
D.
Ukuran dan Bentuk Inti
Eksperimen hamburan Rutherford membuktikan bahwa inti mempunyai ukuran dan bentuk. Volume inti berbagai atom
mempunyai nilai yang berband ing lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya. Hal ini berarti kerapatan nukleonnya hampir sama dalam bagian dalam
inti. Inti atom tidak mempunyai permukaan yang jelas. Meskipun
demikian, sebuah inti atom tetap mempunyai jari-jari rata-rata.
Jari-jari inti bergantung pada massa, jumlah proton, dan neutron. Jari-jari
inti dirumuskan secara empiris sebagai suatu pendekatan, yaitu
Dengan :
R : jari-jari
inti (fm)
R0 :
1,2 x 10-15 (m)
A : nomor massa
atom
Inti suatu atom telah kita anggap
sebagai bola. Tetapi, pada kenyataannya beberapa inti atom mempunyaidistribusi
muatan tidak simetri bola. Oleh karena volumebola berban ding lurus dengan
R3, maka persamaan (diatas) menunjukkan bahwa volume inti berbanding lurusdengan nomor
massanya. Karena itu, untuk semua inti kecepatannya berbanding lurus dengan AR3, sehinggadengan pendekatan
tertentu, semua inti mempunyaikerapatan yang sama, yaitu
Kerapatan inti mempunyai nilai konstan dibagian dalam inti dan nilai tersebut akan berkurang
menuju nol diseluruh daerah yang kabur.
E.
Dalil alquran tentang atom
Al-Qur’an diturunkan pada 14 abad yang
lalu oleh Allah. Al-Qur’an bukan buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup
beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Penjelasan ini tidak
pernah bertentangan dengan temuan-temuan ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta
tertentu yang baru ditemukan dengan teknologi abad ke-20 itu sebenarnya telah
diungkapkan dalam Al-Qur’an 14 abad silam. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an
merupakan salah satu bukti terpenting yang menegaskan keberadaan Allah.
Ilmu kimia yang merupakan salah satu
dari cabang penjurusan ilmu pengetahuan alam,suatu ilmu yang menjelaskan
struktur perubahan dari suatu objek setara,yang di akibatkan oleh suatu reaksi,
ternyata, pengetahuan kimia tersebut telah diungkapkan dalam Al-Qur’an sejak
zaman Kiwari. Adapun penjelasan secara detailnya, baru bisa dijelaskan pada
zaman baru-baru ini.
Berikut, beberapa ayat-ayat Al-qur’an
terhadap ilmu kimia, beserta tafsirannya :
Keseimbangan
Keseimbangan
“Tidaklah
mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak mungkin mendahului
siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (yaasin : 40)”
Sebuah atom dan pergerakannya,
merupakan miniatur dari pergerakan galaksi kita. Kita perlu eninjau lebih jauh
ke perincian tentang struktur sempurna yang berada di dalam sebuah atom.
Seperti yang Anda ketahui, elektron terus berputar mengelilingi inti atom
karena muatan listriknya. Semua elektron bermuatan negatif (-) dan semua netron
bermuatan positif (+). Muatan positif (+) dari inti atom menarik elektron
kepadanya. Karena alasan ini, elektron tidak meninggalkan inti, meskipun ada gaya
sentrifugal (yang menarik elektron menjauhi inti) yang terjadi akibat kecepatan
elektron.
“Dan
segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat kebesaran
Allah.(Az-zariat : 49)”.
Atom memiliki elektron di bagian
luarnya dan proton dalam jumlah sama di bagian pusatnya. Maka, muatan listrik
atom berada dalam keadaan seimbang. Namun, baik volume maupun massa proton
lebih besar daripada elektron. Jika kita membandingkannya, perbedaan di antara
kedua partikel ini adalah seperti perbedaan antara manusia dengan sebutir
kacang kenari. Walaupun demikian, muatan listrik total keduanya tetap sama
besar.
“Sungguh,
Kami menciptakan sesuatu menurut ukuran. (al-qamar : 49)”
Fenomena air hujan
Fenomena air hujan
Sebagaimana telah dikemukan pada urain
sebelumnya, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam
pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi umat
manusia. Dalam berbagai konteks, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai
berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu
pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian tentang
berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam Al-Qur’an di sana-sini
kita temukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian
lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu fisika
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Joko. 2009.
Fisika Kelas 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional
Zia-Ulhaq, Muhammad. 2013.
Modul Fisika Inti. Makassar: UIN Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar